Lepas booming "ban cacing" dengan ukuran ceking, belakangan banyak pengendara sepeda motor bangga dengan ban oversize. Ironis! Tidak direkomendasikan, tetapi bisa menjadi tren.
Anggapan salah pun terjadi bahwa "semakin lebar tapak ban, daya cengkeramnya semakin kuat". Rumus ini benar untuk mobil. Jika diterapkan pada sepeda motor, ban itu harus diimbangi dengan pasanganya, yaitu pelek yang juga lebar. "Jangan mengganti bannya doang. Pelek juga harus dilebarkan agar ban tidak mengotak," ungkap Andre Halomoan, pemilik bengkel aksesori di Jalan Otista, Jakarta Timur.
Berangkat dari pembicaraan dengan Andre, kami beberkan tips yang aman dalam mengubah ukuran ban:
- Jangan pernah memasang ban lebar tanpa mengganti pelek yang sesuai. Jika dipaksakan, maka permukaan ban tidak menyentuh jalan secara maksimal. Kemungkinan, hanya bagian tengah. Dampaknya, daya cengkeram ban berkurang drastis.
- Perhatikan selisih ideal antara ukuran lebar ban dan pelek. Biasanya, naik dua tingkat. Misalnya, pelek standar lebarnya 2,75 inci, ban standar 3 inci. Maksimal untuk ukuran ban adalah 3,25 inchi atau setara 100/90. Lalu jika pelek 3,25 inci, maka ukuran ban maksimal 4 inci atau 120/70.
- Jika ukuran ban dan pelek sudah pas, maka perhatikan lebar lengan ayun (swing arm). Jangan memodifikasi lengan ayun standar. Lebih baik menggantinya dengan yang lebih lebar (dari limbah moge).
- Amati jarak bibir terluar ban dengan rantai. Jangan sampai ban sudah masuk ke lengan ayun, tetapi menempel di rantai. Ukur dahulu jarak ini sebelum menentukan ukuran ban yang akan dipakai.
- Ganti sproket roda belakang dengan ukuran lebih besar agar traksi tetap mantap!