Menjelang diperkenalkannya Toyota Hi-Ace Commuter di Indonesia International Motor Show 2012 pekan depan, importir umum Santa Wijaya memberikan kesempatan untuk mencoba langsung kendaraan tersebut. Menurut Boy Abdul Rahman dari Santa Wijaya, pasar untuk kendaraan MPV berukuran besar saat ini tengah mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Umumnya konsumen kendaraan jenis ini adalah perusahaan jasa transportasi dan biro perjalanan pariwisata. Boy juga menegaskan bahwa perusahaannya yang bermarkas di Gedung Palma One, Jl H R Rasuna Said Kav X-2 No 4 itu hanya menjual Toyota Commuter model high-roof dengan kondisi yang telah dimodifikasi alias custom, lengkap dengan asksesoris eksterior maupun interior.
Toyota Hi-Ace Commuter yang dicoba ini adalah model high-roof dengan dimensi panjang 5.380 mm, lebar 1.880 mm tinggi 2.285 mm dengan jarak wheelbase 3.110. Ruang interiornya telah dimodifikasi dengan memberikan pelapis kulit sintetis. Selain itu, terdapat perangkat hiburan berupa DVD player lengkap dengan karaoke plus layar monitor lipat motorized berukuran 32 inci di bagian langit-langitnya. Kendaraan yang kami coba ini mampu menampung sebanyak 14 penumpang plus satu orang pengemudi. Boy mengatakan bahwa kendaraan tersebut merupakan Toyota Commuter kelas bisnis. "Untuk kelas eksekutif interiornya kami lapis dengan material kulit dan kapasitas penumpangnya hanya 9 orang, jadi ruangan lebih lapang," ungkapnya.
Boy juga menambahkan bahwa untuk kelas Eksekutif, terdapat sebuah sekat yang memisahkan antara ruang penumpang belakang dan pengemudi layaknya sedan limousine. Selain itu, untuk layar monitornya tidak lagi sistem lipat, melainkan sistem geser atas bawah.
Untuk membunuh rasa penasaran, kami pun segera mengarahkan kendaraan yang dilengkapi pintu jenis sliding door berpenggerak elektrik ini ke ruas Tol Jakarta-Merak menuju kawasan BSD.
Duduk di ruang penumpang, suasana kabinnya sangat nyaman. Terlebih atapnya yang cukup tinggi sehingga penumpang di dalam kabinnya dapat melakukan 'manuver' dengan mudah tanpa harus terlalu membungkuk. Bagian atapnya dilengkapi sistem pencahayaan kombinasi antara lampu pijar konvensional dengan LED sehingga mampu menyajikan suasana yang romantis. Terdapat juga lampu baca dan ventilasi AC individual untuk menambah kenyamanan penumpang. Kekedapan kabinnya patut diacungi jempol. Kita masih bisa mendengar alunan musik dengan tingkat volume rendah sambil berbincang-bincang layaknya berada dalam sebuah lounge. Kita bisa juga menikmati tayangan video dengan kualitas suara yang cukup baik.
Meskipun kendaraan ini utamanya dirancang untuk kenyamanan penumpang, namun Toyota tidak melupakan faktor kenyamanan untuk pengemudi. Hal ini kami rasakan saat mencoba mengemudikan sendiri kendaraan tersebut. Posisi duduk ideal sangat mudah didapat berkat beberapa pengaturan pada jok maupun setir. Terlebih MPV ini sudah dilengkapi spion yang dapat diatur dan dilipat secara elektris dari dalam, ruang pandang luas untuk memantau depan dan bagian sisi plus rearview camera yang memudahkan pengemudi saat parkir mundur.
Awalnya, kami menduga kalau MPV bongsor ini dilengkapi dengan suspensi belakang model coil spring alias pegas spiral. Pasalnya ketika sempat mencoba duduk di bagian paling belakang, suspensinya terasa cukup lembut dibandingkan dengan kendaran sekelasnya. Setelah kami lacak rupanya kami salah. Toyota Hi-Ace Commuter berwarna putih ini memiliki suspensi belakang yang masih mengandalkan model rigid axle, semi-elliptic leaf spring alias pegas daun dengan peredam hidrolis. Tetapi kami tidak terkejut merasakan kenyamanan di bagian depan ketika mengetahui suspensinya yang menganut model independent double wishbone dengan pegas batang torsi dilengkapi peredam hidrolis plus ball-joint mounted anti-roll bar. Suspensi ini dulu biasa digunakan pada sedan mewah.
Kami kembali terkejut ketika membawa kendaran ini menerobos kepadatan lalu lintas, menyusuri jalan-jalan sempit dan padat di punggiran kawasan BSD. Mengendalikan kendaraan ini tidak sesulit yang dibayangkan meskipun yang kami coba masih menggunakan transmisi manual 5-speed.
Mesin turbodiesel intercoolercommon-rail injection 4 silinder DOHC 16 Valve berkapasitas 3.0 liter yang diusungnya memiliki torsi maksimal sebesar 300 Nm pada 1.200 rpm, sementara output-nya mencapai 134 hp pada 3.400 rpm. Untuk mengimbangi bodi yang bongsor, Toyota Commuter dilengkapi dengan perangkat rem cakram berventilasi di bagian depan dan cakram solid di bagian belakangnya yang dipersenjatai fitur ABS di keempat rodanya. Meskipun di atas kertas spesifikasi mesinnya tergolong biasa-biasa saja, namun ketika merasakan langsung, tenaga mesin kendaraan ini cukup ideal untuk memberikan kenyamanan berkendara sehingga pengemudi tidak mudah merasa lelah yang berujung pada unsur keselamatan dan kenyamanan perjalanan.
Soal harga jual, Boy mengatakan bahwa untuk kelas Bisnis, Toyota Commuter dilego dengan banderol Rp830 jutaan sementara untuk yang kelas Eksekutif dibanderol Rp900 jutaan, tergantung kelengkapan tambahan apa yang diminta oleh pemesannya.
www.mediaindonesia.com