ABS (Anti-lock Braking System), Siapa Penemunya?

Anti-lock Braking System (ABS), jika dialihkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Sistem rem anti terkunci ini adalah merupakan sistem pengereman pada mobil agar tidak terjadi penguncian pada putaran roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras. Pada awalnya sistem atau teknologi seperti ini digunakan pada roda pesawat terbang. ABS baru bekerja jika pada mobil terjadi pengereman yang mendadak dan kuat sehingga salah satu bagian atau semua roda berhenti sementara mobil masih melaju yang membuat kendaraan tidak bisa dikendalikan sama sekali. Ini tentu sangat berbahaya terutama di jalan licin atau jalan yang menikung. Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk melepaskan tekanan kembali ke titik normal , lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan. Kelebihan dari pada ABS (antilock braking system) lebih cepat melakukan pengereman dari pada sistem biasa yang terdapat pada mobil dan lebih stabil apabila terjadi suatu pengereman mendadak namun tidak membuat mobil kehilangan pengendalian sebesar 5-30% dibandingkan dengan pengereman standar yang terdapat di mobil yang umumnya menggunakan dua buah rem cakram dan dua buah tromol tekanan gas yang di setting oleh pabrik.
ABS (Anti-lock Braking System). Majalah Otomotif Online
ABS (Anti-lock Braking System)
Siapa Penemu ABS?

Semua pabrikan pasti suka menjadikan dirinya sebagai penemu inovasi tekonologi automotif pertama di dunia. Akibatnya terapan fitur yang hampir sama kerap menjadi bahan perdebatan seru antar pabrikan. Dalam beberapa kasus, ide brilian lebih dulu hadir sebelum teknologi benar-benar dibuat. Dan dalam kasus lain, anggapan kecilnya minat konsumen mampu menunda teknologi untuk dikeluarkan.

Sama halnya dengan sabuk pengaman, mesin injeksi, dan airbag, anti-lock braking system (ABS) telah dimandatkan sebagai peralatan standar bagi mobil berpenumpang. Tapi pernahkah terbesit pertanyaan dalam pikiran siapa yang pertama kali menemukan ABS?

Cukup mudah memahami cara kerja fitur keamanan yang mampu menyelamatkan nyawa sebelum tumbukan terjadi ini. ABS menggunakan sistem elektronis mengemban tugas untuk mencegah roda mengunci atau berhenti berputar saat pengereman mendadak, sisi positifnya adalah kendaraan tetap relatif stabil untuk dikendalikan saat kecepatan berkurang dengan drastis.

ABS sebelumnya dikenal dengan nama anti-skid brakes (rem anti selip), muncul pertama kali pada pesawat terbang di akhir 1940, dan akhirnya hadir di dunia automotif sejak tahun 1950. Salah satu pabrikan asal Jerman mengatakan sudah sejak lama telah menyematkan teknologi elektronik anti-skid brakes di keempat roda kendaraan, namun ternyata pabrikan Amerika Serikat ternyata lebih dulu punya teknologi ini.

Mirip dengan ABS, Maxaret telah mengadaptasikan fitur sejenis pada mobil british Jensen FF di tahun 1966, tapi sepenuhnya masih menggunakan sistem mekanis. Ford memperkenalkan pertama kali mekanisme elektronis Sure-Track anti-skid yang dikembangkan oleh Kelsey-Hayes pada Thunderbird dan Continental Mark III di tahun 1969. Nyatanya sistem Sure-Track hanya digunakan untuk roda belakang.

Pelopor lahirnya ABS modern ada pada sistem pengereman Sure-Brake Chrysler Imperial tahun 1971. Sistem Sure-Brake diterapkan agar mencegah terkuncinya ban depan untuk membantu kendali saat pengereman kala panik. Sebelumnya lama diklaim bahwa Mercedes-Benz adalah penemu pertama sistem ini dengan Bosch ABS pada produksi mobil mereka tahun 1978 di Eropa.

Menurut artikel pada Popular Science dan dikutip dari Hagerty (19/4/13), instrumen Sure-Brake pada Chrysler Imperial telah diuji coba dan hasilnya mobil berhenti dengan stabil, bahkan saat berkendara di es. Artikel tersebut juga mengatakan penurunan sebanyak 40 persen secara dramatis dapat menghentikan kendaraan pada permukaan yang licin, tentu ini adalah keuntungan besar, perintah pada komputer bisa menentukan gesekan permukaan menggunakan informasi dekselerasi, kemudian menghasilkan denyut pengereman yang sesuai.

Di era Imperial, para sales Chrysler tidak mengumbar keunggulan teknologi ini karena ternyata denyut pengereman menghasilkan suara berdecit yang bisa menakuti pengendara dengan pikiran ada kerusakan pada sistem pengereman. Dari sisi penjualan, fitur Sure-Brake adalah sebuah kegagalan, hanya menghasilkan angka di bawah lima persen seluruh penjualan Chrysler dari 1971 sampai tahun 1973, berarti hanya sekitar ratusan yang laku, dan akhirnya produksinya dihentikan pada 1974.

autos.okezone.com